Januari 23, 2019

[Book Review] PARIS FOR ONE By JOJO MOYES

So I decide to try writing again. I still don't know if I could do this frequently but let's try. And I'm sorry if I write both in English and Indonesian. I'm not confident enough with my English, but someone leave a comment at my twitter saying my English good enough. That was really really touch me. That's another story for another post.



This is my first book in 2019. Romance isn't really my cup of tea but I find it at library and I want to read something easy, so I give it a try. This book contain few stories, mostly set at Paris. The synopsis at the back of book as below:

Nell is twenty-six and has never been to Paris. She's never even been on a romantic weekend away--to anywhere--before. Traveling abroad isn't really her thing. But when Nell's boyfriend fails to show up for their mini-vacation, she has the opportunity to prove everyone--including herself--wrong. Alone in Paris, Nell finds a version of herself she never knew existed: independent and intrepid. Could this turn out to be the most adventurous weekend of her life? Funny, charming, and irresistible, Paris for One is quintessential Jojo Moyes--as are the other stories that round out the collection.


Let's review each story

Paris for One / ✯✯✰✰✰

I don't really like the first story. Yes, it's good enough. The theme too, it had some messages that you need, sometime, to be brave. To take change. To be impulsive. To fight what your heart desire. I like that kind of story. But, it just too cliche for me. A girl abandon by her boyfriend then meet someone charming enough then fall in love. For you who love a romantic one, maybe it will be sweet and romantic enough.

Between The Tweet / ✯✯✯✰✰

It's interesting story. Had some mystery and the ending definitely a shocking one. Interesting.

Love in The Afternoon / ✯✯✯✯✰

It's a story that may happen in your real life. I find at this chapter that this book give us simple story yet had hidden important message. I still enjoy this one but I think it's not wrote good enough. Oh and the message that I get, is that we need to appreciate people around us more. Especially those who we spend our live with. You never know, the effort they did, just trying to make us happy.

A Bird in The Hand / ✯✰✰✰✰

This my least favorite. I really confuse with this one. I'm not sure with its meaning. I really need to force myself to finish.

Crocodile Shoes / ✯✰✰✰✰

This one too, get me confused. It left me kind like "So? What's the point? Just like that?"

Holdup / ✯✯✯✯✰

This is the most funny story. It's quite interesting.

Honeymoon in Paris / ✯✯✯✯✯

This one is the best! It's my favorite! I get confuse first because it had 2 story with different main characters and different setting time too (one 2002, one at 1912). But the story really interesting and left such a very deep impression for me.

Last Year's Coat / ✮✮✮✰✰

This one just like Love in The Afternoon. It simple and realistic yet had important message. You shouldn't look at other, and just because you had less, you can't be happy. Treasure what you had and you don't even know, maybe those person you envy, had bigger problem than you.

Thirteen Days with John C / ✯✰✰✰✰

Er... I just don't get this story.

Margot / ✯✯✯✰✰

Simple and a bit confusing but somehow I like it. So what if your love betray you? So what if your family had more than you? Buy something nice for your self and be happy.

The Christmas List / ✯✯✯✯✰

This is my sweet kind of story. I know it's not romantic but still so sweet for me. Like Margot, this one about stranger encourage you to take a brave step to find happiness. You can't find many people like that now. Everybody only see the worst in us. Criticism and judgement without any helping solution. But you deserve to be happy. Never give up your happiness!

So, overall, I think this book is not for me. I still enjoy it though. It that it's simple and some realistic enough and it definitely an easy reading. This is my first time reading Jojo Moyes's books, and it's good enough and maybe I will try another one later.

I know this review isn't interesting. I wrote in my limited English and the book itself is not my usual reading so well... I still happy to try to write here again. 😁

See you ❤
READ MORE - [Book Review] PARIS FOR ONE By JOJO MOYES

November 06, 2013

[Random Talk] Pemer Buku Lagi~

Sesuai judul, cuman mau pamer beberapa koleksi buku terbaru aku. Kapan tepatnya beli sih udah agak-agak lupa. Ya sekitar mulai awal Juli deh kayaknya. Here we go~

1. Three Musketeer by Alexander Dumas



Aku beli online lewat Bukukita. Petama tertarik sih gara-gara kecanduaan fanfic fandom Supernatural buatan Ridley C James. Disitu salah satu OC utama, Caleb Reaves, demen banget sama Three Musketeer. Nah karena aku suka banget ama si demon spawn itu, nyoba beli dah wekekeke.

2. The Ring of Solomon by Jonathan Stroud



Kalau mau di sebut prekuel juga bukan sih kayaknya, tapi novel ini tokohnya masih si jin nakal Bartimaeus, dari buku Stroud yang lain yaitu Bartimaeus Trilogy. Saat beli ini aku belum berhasil dapetin satu set Bartimaeus Trilogy, tapi karena katanya bisa di baca terpisah, ya ambil deh.

3. The Strange Case of Dr. Jekyll & Mr. Hyde oleh Robert Louis Stevenson



Belinya barengan sama The Ring of Solomon. Duitnya udah mepet, tapi diskon 30% itu susah sekali ditolak *halah. Sejak beli Three Musketeer, aku jadi pengen ngoleksi buku-buku klasik gitu.

4.  The Demon's Lexicon by Sarah Rees Brennan
 

Buku ke duanya, The Demon Covenant udah beli duluan lewat TBD. Beli ini setelah nyasar ke jurnalnya si peri hutan soal belanja buku online lewat Parcel Buku. Alhamdulillah di Parcel ada, katanya sih second hand, tapi kondisinya masih bagus banget. Brarti tinggal beli buku ke tiga, The Demon Surender. Belinya nunggu dolar turun. T.T



5. The Maze

Beli barengan sama The Demon's Lexicon, di Parcel Buku juga. Rencana beli Aleph nya Paulo Coelho tapi stoknya abis, akhirnya ganti ini.

6. Tunnels
 
 Beli di Parcel Buku (lagi). Udah lama banget pengen ini, tertarik setelah liat buku ke duanya di perpustakaan. Mumpung lagi diskon.

7. Deeper

Beli di Bukukita. Barengan ma kakak biar ongkirnya dibayarin hehehehe

8. The Sicilian, Omerta, dan The Last Don by Mario Puzo




Beli di Jakarta pas dinas di sana sebulan. Tempatnya kalo ga salah namanya Kwitang. Di anter temen ke sananya. Ngebet banget pengen ini gara-gara fanfic nya si Ridley (lagi). Salah satu tokohnya, Ethan, suka panggil si Dean "Don Corleone". The Godfathernya sendiri aku dah punya walo dalam bentuk ebook. Smoga suatu saat bisa beli yang bentuk buku. Amin.

9. Neverwhere by Neil Gaiman



Beli di Jakarta juga barengan sama The Sicilian dkk. Entah kenapa aku lagi ngebet banget sama Gaiman. Dan ni buku tiba-tiba aja di depan mata. Yowes ambil aja.

10. The Bartimaeus Trilogy by Jonathan Stroud

Akhirnya!!!! Aku dah lama banget banget banget pengen ini buku. Waktu itu pernah 1 set, 3 buku, cuman Rp. 100.000,- tapi pas sama sekali ga ada duit T.T
Abis ada duit, eh bukunya udah ga ada dimana-mana. Udah puterin se-Semarang tapi ga ada yang komplit 3 buku. Makanya pas ada langsung samber aja walo harganya jadi Rp. 127.500,- satu set. Lumayan lah, soalnya harga satu bukunya Rp. 55.000,- diskon 15%, kalo beli satu set jadi Rp. 150.000 diskon 15% + sampul gratis. Mengingat perjuangan pencarian ni buku (sampe pernah mikir beli English ver aja) dan keinginan yang udah lama banget (skitar 2 tahunan) so i guess it worth.

11.  Kisah-kisah Tengah Malam by Edgar Alan Poe


Hadiah dari si Rin ^^

12. The Graveyard by Neil Gaiman


Tertarik pas nyasar di blog orang, lupa punya siapa. Hadiah dari Akina.

*baca lagi dari atas*
Buset, banyak juga yak? Entah dah berapa ratus ribu tuh. Koleksi nambah banyak tapi waktu buat baca makin dikit aja T.T
Anyway, aku siap buat belanja lagi wekekeke. Tanggal 6-12 November ini bakal ada Pesta Semarang Sejuta Buku. Event tahunan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Yang lagi di pinginin sih novel-novelnya Jeffery Deaver dan Neil Gaiman, sama pengen ngelengkapi Samurai Deeper Kyo :D
Wish me luck >___<

READ MORE - [Random Talk] Pemer Buku Lagi~

Juli 15, 2013

[Book Review] Slices of Life and Cups of Memories



Buku ini udah di rak sejak.... er.. sejak kapan yak? Lupa XD
Udah lumayan lama, cuman aku baru sempat baca kemaren hehehe
Buku ini merupakan kumpulan cerpen, total ada 15 cerita.
Diterbitkan melalui nulisbuku, 1st self-publishing online in Indonesia, oleh 5 pengarang muda. Menyebut diri #magnum, mereka adalah Anggong, Bakachunk, Kyrie -Keka-, Noecchi, dan Ogawa Sora.



Nggak butuh waktu lama untuk melahap 15 cerita buku ini, skitar 2 jam aja. Namanya juga cerpen, jadi ceritanya cukup singkat. Tapi bukan berarti muatannya nggak berkesan. Sesuai judul buku, isi kisah-kisah di dalamnya berupa sepenggal kenangan para tokoh, baik senang, sedih, bahkan juga aneh, jadi nggak banyak menampilkan detail dan setting.

Buku ini diawali oleh 3 cerita milik Anggong, dirangkum dalam satu judul Bandoman Himono (Bandman Love Stuff) yang berkisah tentang pasangan Sho dan Mari. Kehidupan mereka sebelum dan saat menjadi suami istri. Karya ini mungkin yang paling ringan dibanding yang lain meski ada kematian di judul pertama. Ketiganya singkat tapi sweet.

3 judul selanjutnya, dirangkum dalam judul Last for Forever, merupakan karya milik Bakachunk. Saat membacanya aku sempat panik karena aku bacanya di siang bolong saat bulan puasa. Kenapa? Karena Bakachunk memberi hint cinta sesama jenis. Tapi akhirnya aku lega karena itu bukan topik utama dan kedekatan tokoh ternyata hanya sebagai sahabat. Dibanding milik Anggong, jelas karya Bakachunk lebih 'suram'.

3 judul milik Kyrie -Keka- dirangkum dengan judul Slices of Fantasy and Cups of Roman (tea). Sesuai dengan judulnya, Keka memasukan unsur fantasi dalam karyanya. Jika dibanding 4 pengarang lain, aku paling familiar dengan gaya tulisan Keka. Dan seperti yang sudah-sudah, aku suka humor ringan dan pilihan kata milik Keka. Sederhana namun mengena.

Sesuai dengan judulnnya, 3 cerita dalam Nigen no Kimochi (Human's Feeling) milik Noecchi menekankan pada perasaan dan emosi. Nggak banyak penjelasan soal setting. Lebih berpusat pada emosi tokoh di tiap cerita. 2 cerita awal sangat singkat tapi memiliki kesan yang lebih kuat dibanding cerita ke 3 yang panjang dan terlalu biasa untuk standar aku.

Taste of Life merangkum 3 kisah karya Ogawa Sora. Jika yang lain bercerita mengenai cinta kepada kekasih atau sahabat, salah satu kisah Sora berkisah tentang perasaan seorang anak yang digugurkan oleh ibunya. 2 kisah lain juga tak kalah suram yang juga berkaitan dengan cinta.

Jujur saja aku merasa agak tertipu oleh sinopsis cover belakang buku ini. Di sinopsis disebutkan kata 'hidup', sementara yang aku temui dari sebagian besar cerita dalam buku ini adalah 'mati'. Hidup dan mati adalah 2 sisi uang yang nggak bisa dipisahkan, tapi membaca sinopsis buku ini, aku mengira akan menemukan kisah-kisah kehidupan yang manis dan asam, bukannya kematian dan perasaan suram. 15 kisah, 8 diantaranya menyebutkan kematian dalam berbagai bentuk dan sebab. Namun bukan berarti aku nggak suka buku ini, beberapa cerita lumayan aku nikmati, mungkin juga karena aku suka angst. Makanya aku pilih 7 Deadly Sins: Wrath yang ada dalam Nigen no Kimochi milik Noecchi serta Aku Ingin Hidup Bunda dalam Taste of Life milik Ogawa Sora sebagai favorit. Tapi menurut aku 3 kisah milik Anggong sebagai kisah yang paling mewakili judul dan sinopsis buku ini.

Cover buku sebenarnya menarik walau menurut aku kurang mewakili isi buku. Buku yang dipegang oleh gambar wanita di cover, malah membuat buku ini terkesan terlalu 'teenlit'. Mungkin juga karena bukunya bergambar pria. Jadi kesan yang muncul pas lihat cover bukunya adalah kisah roman remaja yang manis, sementara judul dan isi buku aku tangkap sebagai penggalan kisah kehidupan yang cukup memorable. Kualitas kertas dan penjilitan cukup baik. Nilai plus saya beri untuk bentuk huruf yang berbeda untuk setiap pengarang. Sayang sekali aku hanya mendapat tanda tangan Keka untuk buku ini.

Favorite part
Dari Sympony of Farewell dalam Last for Forever by Bakachunk

“Kalau kau?”
“Aku suka musim ke lima,” jawabmu sembari tersenyum. Aku terkekeh mendengarnya.
“Ya. Makanya aku ingin menjadi yang ke lima.”


Buku ini aku rekomen buat mereka yang suka baca-baca fanfic terutama fandom J-Rocker. Untuk yang nge-fans sama Alice Nine, ada beberapa cerpen yang terinspirasi dari lagu-lagu A9. Dan para fujoshi juga pasti gak kecewa dengan cerpen milik Bakachunk. Sementara yang nyari cerpen berat dengan penulisan yang 'bahasa tingkat tinggi', buku ini bukan untuk kalian.

Akhir kata:
You did a great job, girls! ^_^
Sukses selalu untuk #magnum dan maaf bila ada kata-kata yang menyinggung.

2/5

READ MORE - [Book Review] Slices of Life and Cups of Memories

Mei 14, 2013

[Book Review] DEMON'S LEXICON by Sarah Rees Brennan



Sepanjang ingatan Nick, dia dan keluarganya selalu dalam pelarian dari para penyihir. Ayahnya, David Ryves, meninggal saat mencoba menyelamatkan keluarganya. Malam mengenaskan itu juga melukai kaki kakak laki-laki Nick, Alan, hingga cacat. Saat itu Nick baru berusia 8 tahun dan Alan berusia 11 tahun. Sejak saat itu, Alan mengurus Nick dan ibu mereka yang seorang penyihir yang kurang waras, Olivia.

8 Tahun berlalu dan mereka masih dalam pelarian. Nick tumbuh menjadi remaja yang kuat dan ahli menggunakan pedang. Dan meski sang ibu membenci Nick, remaja pengidap disleksia tersebut tidak terlalu menghiraukan. Baginya yang terpenting hanya ia dan Alan. Hingga suatu hari datanglah dua kakak-beradik, Mae dan Jamie Crawford, datang meminta pertolongan. Ternyata, Jamie telah mendapat Tanda iblis. Tanda tingkat tiga yang membuatnya berada di bawah kendali iblis. Saat menolong Jamie, Alan pun mendapat tanda yang sama. Hal ini membuat Nick gusar. Meski ia bersedia menolong kakak beradik Crawford demi membuat Alan senang, keadaan sekarang menjadi berbalik. Mereka harus memburu para penyihir Lingkaran Obsidian yang berada di bawah pimpinan Black Arthur, mantan suami Olivia.

Entah karena lagi ngikutin Supernatural (TV series) dan fanfic Supernatural (The Brotherhood AU) punya Ridley C James, atau karena kemampuan Sarah Rees Brennan, aku benar-benar jatuh cinta pada buku ini. Apa hubungannya Supernatural, Ridley, dan Sarah? Ketiganya sama-sama mengangkat tema iblis, penyihir, dan monster yang dibalut drama persaudaraan.

Hubungan Alan dan Nick mengingatkan aku pada hubungan Dean dan Sam Winchester. Tapi kita gak bahas fanfic atau Supernatural di sini (sekalipun aku bener-bener pengen ngebahas The Broterhood nya Ridley >_<). Kembali ke Alan dan Nick.

Alan dan Nick sangat saling menyayangi, meski Nick hampir tidak pernah menunjukkannya. Nick bersikap kasar pada siapapun termasuk Alan, tapi satu-satunya yang dia inginkan hanyalah kebahagiaan Alan. Kita akan diajak menyelami perasaan dan pribadi Nick yang rumit. Sementara untuk Alan, aku tadinya agak mengerutkan kening melihat karakter Alan yang menurutku terlalu baik dan gak realistis. Tapi ternyata Alan punya alasan tersendiri yang gak jauh-jauh dari Nick. Sepanjang bab Nick seolah-olah menjadi pusat cerita tapi Alan lah kunci utama crita buku bagian pertama dari seri trilogi milik Brennan ini.

Karakter lain pun sangat menarik. Mie yang enerjik dan berani bertolak belakang dengan adiknya Jamie yang lebih pendiam dan pemalu. Olivia yang tidak stabil, membenci Nick tapi sangat menyayangi Alan. Black Arthur, para penyihir Lingkaran Obsidian, orang-orang Pasar Goblin, semua punya peran penting dalam alur cerita walau hanya muncul sesekali. Hampir tak ada satu karakter yang 'hanya numpang lewat'. Semua tindakan, peristiwa, seaneh apapun, memiliki alasan tersendiri yang akan terungkap di akhir cerita

Ending cerita bukan hanya mengejutkan tapi juga mengharukan, meski ada yang masih menggantung jadi harus baca lanjutannya ke buku kedua, The Demon's Convenant. Dan sayangnya, Ufuk belum merilis terjemahan Indonesia buku kedua tersebut. However, aku udah puas sama ending buku pertama ini. Menurut aku sih, tanpa melanjutkan ke buku kedua pun cerita ini sendiri sudah sangat menarik.

Secara keseluruhan saya sangat suka buku ini. Brennan membuat aku gak bisa meletakan buku ini sejak awal bab. Untung dah bacanya pas weekend, jadi akhirnya aku lembur semalaman demi tahu kelanjutan nasib Ryves bersaudara. Untuk cover buku, setahu saya sih ada 2 cover, dan foto di atas merupakan cover terbaru yang menurut saya lebih menarik dibanding cover cetakan pertama. Terjemahannya cukup ok. Gak separah Assasin's Creed tapi masih nemu beberapa kalimat yang serasa kurang pas.

Sekilas mengenai Sarah Rees Brennan, ternyata beliau juga seorang penulis fanfiction untuk fandom Harry Potter! >_<
Sayang aku gak nemu satupun fanfic Sarah. Kemungkinan sih sudah ditarik dari peredaran. Kalau ada yang punya, dan nyasar ke tulisan ini, plis plis plis kasi ke saya >/\<

Jadi mikir, mungkin gak ya temen-temen aku yang suka nulis fanfic, suatu saat akan terbit bukunya dan jadi best seller kayak Sarah dan Cassandra Claire....
Saat ini sih udah ada yang bikin buku tapi belum jadi best seller *lirikin Keka*. :D
Tapi yang penting udah ada laaa~~~

Terakhir, salah satu bagian yang aku suka (nyomot dari blog orang, soalnya catatanku yang pake Indonesia entah kemana XDD)

“I know you’re worried” Alan said. “Don’t be. How many people with first marks have we seen? How many first marks have you removed? How is this different?”
Nick turned his gaze from the window to Alan. “This is different”, he said. “This is you”

Ketebalan: 360 halaman
Penerbit: Ufuk Fiction, PT Ufuk Publising House

4/5


READ MORE - [Book Review] DEMON'S LEXICON by Sarah Rees Brennan

April 22, 2013

[Book Review] ASSASSIN'S CREED: RENAISSANCE by OLIVER BOWDEN

DOKTRIN PEMBUNUH BAYARAN LAHIR KEMBALI
KEBENARAN AKAN DITULIS DENGAN DARAH

“Aku akan membalas mereka yang mengkhianati keluargaku. Namaku Ezio Aditore da Firenze. Aku seorang pembunuh bayaran...”



Cerita dibuka dengan pertarungan 2 kelompok yang masing-masing di pimpin putra dari para bangsawan yang cukup berpengaruh di Florence, sebuah kota di Italia. Tokoh utama bernama Ezio, putra ke dua keluarga Auditore, tengah berselisih dengan putra tunggal keluarga Pazzi, Vieri. Keberuntungan berpihak pada kelompok Auditore meski seorang anak buah Pazzi berhasil melukai kening Ezio. Untunglah Federico, kakak Ezio datang dan berhasil membujuk Ezio untuk pulang dan tidak terus mengejar Vieri. Keluarga Auditore memang telah lama bermusuhan dengan Pazzi yang seringkali menyebar fitnah, sedangkan permusuhan Ezio dan Vieri bermula dari sikap tidak sopan Vieri terhadap gadis yang ditaksir Ezio, Cristina Calfucci.

Cerita semakin pelik ketika keluarga Auditore difitnah sebagai pengkhianat oleh Ketua Resmi Dewan Pejabat Florence, Uberto Alberti, yang juga merupakan sahabat ayah Ezio. Giovanni Auditore, ditangkap bersama 2 putranya Federico dan si kecil Petruccio. Palazzo Auditore diobrak-abrik, meski untungnya mereka tidak menangkap Maria, ibu Ezio, dan Claudia, adik perempuan Ezio. Saat peristiwa buruk itu terjadi, Ezio tengah mengantarkan dokumen atas perintah ayahnya. Maka, meski selamat, Ezio tidak berdaya melihat ayah, kakak, dan adik laki-lakinya digantung di depan massa. Atas pertolongan Annetta, pengurus rumah tangga Auditore, Ezio, ibu serta adik perempuannya bersembunyi di tempat Paola, saudara Annetta. Dibawah bimbingan Paola, Ezio belajar beberapa hal yang kelak akan berguna untuk misi balas dendamnya terhadap Uberto Alberti.

Dari sinilah dimulai perjalanan panjang Ezio untuk memenuhi takdirnya sebagai anggota Ordo Assasin, sebuah kelompok yang mengabdikan diri untuk memerangi tirani para Templar.

Secara pribadi, menurut saya ide cerita buku ini sebenarnya klasik dan sudah umum. Cerita kepahlawanan, kebaikan melawan kejahatan dimana kebaikan selalu menang. Meski begitu, saat melihatnya bertengger di rak buku perpustakaan kota, saya tidak bisa tidak mengambilnya. Mungkin karena saya memang suka cerita dengan darah bertebaran di setiap bab. Buku ini sendiri berdasarkan game terlaris Ubisoft, Assasin's Creed II.

Di lembar-lembar awal saya langsung dikecewakan oleh tata bahasa yang berantakkan. Entah itu memang dari sananya, atau kualitas terjemahan yang buruk, yang jelas saya menemukan banyak sekali kalimat-kalimat janggal dan tidak efektif. Action nya sendiri cukup lumayan, meski sekali lagi di cerita kan dengan tata bahasa yang berantakan. Penjelasan mengenai senjata yang di pakai oleh Ezio lah yang menarik perhatian saya. Sisipan kata-kata bahasa Italia terkadang mengganggu. Meski di halaman belakang buku diberi kamus terjemahan bahasa Italia dan Latin, namun beberapa kata tidak ditemui sehingga saya hanya bisa mengira-ngira artinya.

Belum lagi alur yang sangat cepat, detail pada hal yang tidak penting, dan penggalian karakter yang hanya berpusat pada tokoh utama sehingga tokoh lain selain Ezio seperti hanya numpang lewat. Padahal bila di lihat dari ceritanya, tokoh-tokoh tersebut berperan penting mengajarkan Ezio ajaran-ajaran Ordo Assasin. Dan ending cerita membuat saya mengerutkan kening kebingungan.

Cover buku yang menampilkan seorang pemuda bertudung dengan jubah dan senjata rahasia di lengannya menurut saya cukup menarik. Pemuda heroik yang misterius, gadis mana yang tidak penasaran? Hehe

Secara keseluruhan saya kecewa dan menuntaskan buku ini dengan sedikit pemaksaan diri. Sayang jika tidak dibaca karena sudah terlanjur pinjam ke perpustakaan. Dan saya tidak yakin akan membaca 2 buku lanjutannya Brotherhood dan Revelation, yang sempat saya lihat nangkring di rak buku perpustakaan kota mengingat tata bahasa yang berantakkan.

Penerbit: Ufuk Press
Ketebalan: 591 halaman

2/5



READ MORE - [Book Review] ASSASSIN'S CREED: RENAISSANCE by OLIVER BOWDEN